Lewat Head of Agreement (HoA) ini, kedua pihak sepakat membangun fasilitas High-Pressure Acid Leach (HPAL) berkapasitas 66.000 ton nikel per tahun, dengan nilai investasi sekitar US$1,42 miliar atau setara Rp23,1 triliun (kurs Rp16.277/US$).
Kenapa Proyek Ini Penting?
- Green Industrial Park
Smelter akan dibangun di kawasan industri hijau (Indonesia Green Industrial Park/IGIP) yang berkomitmen pada net-zero emissions dan prinsip circular economy. - Kolaborasi Global
GEM sudah menjalin kerja sama dengan pemain besar seperti Vale Indonesia, EcoPro Korea Selatan, hingga Merdeka Copper Gold. Masuknya Danantara memperkuat posisi Indonesia dalam rantai pasok baterai kendaraan listrik dunia. - Dampak Ekonomi Nyata
Proyek ini diproyeksikan membuka hingga 80.000 lapangan kerja dalam lima tahun, sekaligus mendorong pertumbuhan kawasan IGIP sebagai pusat ekonomi hijau nasional.
Strategi Pendanaan Danantara
Danantara dikelola oleh Danantara Investment Management (DIM) dengan dana kelolaan mencapai Rp135 triliun (US$8,3 miliar). Sumber dananya berasal dari:
- Dividen BUMN,
- Penerbitan Patriot Bonds,
- Kredit sindikasi US$10 miliar.
Patriot Bonds sendiri ditargetkan mengumpulkan Rp50 triliun pada Oktober mendatang dengan kupon 2%. Beberapa konglomerat nasional seperti Prajogo Pangestu, Garibaldi Thohir, dan Franky Widjaja disebut siap mendukung langkah ini—simbol sinergi pemerintah dan swasta besar.
Data Pendukung: Posisi Indonesia di Industri Nikel
- Produsen terbesar dunia: Indonesia memproduksi sekitar 2,2 juta ton nikel pada 2024, menjadikannya nomor satu global.
- EV Supply Chain: Nikel MHP (Mixed Hydroxide Precipitate) dari HPAL menjadi bahan baku utama baterai kendaraan listrik.
- Riset & SDM: GEM sudah menginvestasikan US$30 juta untuk laboratorium metalurgi bersama ITB, memperkuat riset dan pengembangan SDM lokal.
- Circular Economy: GEM memproses lebih dari 10% limbah elektronik & baterai EV di China, memulihkan lebih dari 20 mineral penting.
Momentum Emas Hilirisasi
Investasi Danantara × GEM ini lebih dari sekadar proyek smelter. Ini adalah langkah konkret menuju:
- Transformasi energi,
- Hilirisasi industri nikel,
- Ekonomi hijau berkelanjutan,
- Peningkatan daya saing Indonesia di rantai pasok global.
Bagi pelaku pasar, ini sinyal kuat bahwa sektor nikel, energi, dan industri hijau akan jadi magnet investasi dalam beberapa tahun ke depan.
Artikel ini disusun untuk tujuan edukasi dan informasi semata. Konten yang ada di dalamnya bukan merupakan rekomendasi untuk membeli atau menjual saham. Segala keputusan investasi sepenuhnya berada di tangan pembaca.