Birokrasi Dipangkas, Akselerasi Dipercepat
Awalnya, proses administrasi proyek ini diperkirakan memakan waktu enam bulan sebelum masuk ke tahap konstruksi. Namun, Presiden meminta agar tahap administrasi cukup dijalankan dalam tiga bulan saja, sehingga masih tersedia waktu maksimal 15 bulan untuk pengerjaan proyek di lapangan.
Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, menyampaikan bahwa kontrak sudah memasuki tahap finalisasi, dan Peraturan Presiden (Perpres) terkait proyek ini akan segera diterbitkan dalam 1–2 hari ke depan.
Kolaborasi Multi-Pihak
Proyek Waste-to-Energy melibatkan banyak pihak, mulai dari pemerintah daerah, DPRD, kementerian terkait, hingga PLN. Sinergi ini dirancang untuk memastikan solusi sampah bisa berjalan menyeluruh, mulai dari TPS-3R dan TPST di hulu, hingga pembangkit energi dan Refuse-Derived Fuel (RDF) di hilir.
Selain itu, perizinan proyek dipangkas agar tidak lagi berbelit. Kontrak dapat langsung ditandatangani bersama PLN, sementara izin teknis disederhanakan melalui Kementerian ESDM.
Mengakhiri Kebuntuan 10 Tahun
Selama satu dekade terakhir, pengelolaan sampah di Indonesia dinilai belum menunjukkan kemajuan signifikan. Dengan adanya akselerasi ini, pemerintah ingin memutus kebuntuan yang ada dan memastikan masyarakat segera merasakan manfaat nyata dari program konversi sampah menjadi energi.
Visi Lingkungan dan Energi Bersih
Program Waste-to-Energy ini tidak hanya berfokus pada penanganan sampah, tetapi juga berkontribusi terhadap ketahanan energi nasional. Dengan memanfaatkan sampah sebagai sumber energi, Indonesia diharapkan dapat mengurangi ketergantungan pada sumber daya fosil, sekaligus menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat.
📈 Emiten yang Berpotensi Diuntungkan
Bagi investor, percepatan proyek Waste-to-Energy ini bisa menjadi katalis positif bagi beberapa sektor di pasar modal Indonesia:
- Sektor Energi & Listrik
- MEDC (Medco Energi): mulai agresif masuk ke energi terbarukan.
- TPIA (Chandra Asri): terdampak positif sentimen green energy.
- TOBA (Toba Bara Sejahtra): sudah diversifikasi ke renewable energy.
- Sektor Infrastruktur & Konstruksi
- WSKT, PTPP, ADHI, WIKA: BUMN Karya yang berpotensi dapat proyek pembangunan fasilitas WtE.
- WTON (Wijaya Karya Beton): pemasok beton yang mendukung proyek infrastruktur.
- Sektor Energi & Distribusi
- PGAS (Perusahaan Gas Negara): bisa kolaborasi dalam distribusi energi bersih.
- RUIS (Radiant Utama): penyedia jasa pendukung di sektor energi.
- Waste Management & Recycling
- Masih terbatas di BEI, tapi tren ini membuka peluang bagi perusahaan yang mulai bergerak di pengelolaan limbah & RDF.
Instruksi percepatan proyek Waste-to-Energy menjadi sinyal kuat bahwa pemerintah serius menangani isu sampah sekaligus mendorong energi bersih. Dari sisi pasar modal, kebijakan ini bisa menjadi peluang emas bagi sektor energi, konstruksi, dan infrastruktur, yang berpotensi menggerakkan beberapa emiten terkait.
👉 Kalau negara saja bisa percepat solusi besar, kita juga bisa percepat langkah menuju cuan. Yuk, pantau peluangnya bareng GoCuan Community! 🚀