Langkah Baru Pasar Modal Indonesia: BEI Gandeng S&P Dow Jones, Luncurkan 3 Indeks Unggulan

Pasar modal Indonesia kembali mencatat langkah besar. Hari ini, Bursa Efek Indonesia (BEI) resmi meluncurkan tiga indeks saham baru hasil kolaborasi strategis dengan S&P Dow Jones Indices (S&P DJI) — lembaga penyusun indeks global yang menaungi indeks terkenal seperti S&P 500.

Superbank Dikabarkan Siap IPO, Ini yang Perlu Kamu Tahu

Rumor mengenai rencana IPO Superbank sedang jadi sorotan di kalangan investor. Nama bank digital ini mencuat setelah beberapa sumber menyebutkan bahwa Superbank tengah menyiapkan langkah besar untuk melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Danantara Genjot Investasi Jumbo, Bidik Proyek Strategis Hingga Luar Negeri

Langkah besar tengah dipersiapkan oleh Danantara. Dalam tiga bulan pertama sejak mulai beroperasi Oktober 2025, perusahaan investasi ini berambisi menggelontorkan dana hingga US$10 miliar—setara Rp165 triliun—untuk mendorong pertumbuhan di berbagai sektor.

Drama BBM Pertamina: Etanol 3,5% Jadi Pemicu Batalnya Kesepakatan dengan Vivo & BP-AKR

Kesepakatan bisnis antara Pertamina dengan dua operator SPBU swasta, Vivo dan BP-AKR, mendadak batal. Padahal, Pertamina sudah menyiapkan stok impor yang cukup besar.

Morris Capital Ambil Alih PIPA, Siap Guyur Investasi Rp 3 Triliun

Bursa saham kembali panas dengan kabar akuisisi besar. PT Multi Makmur Lemindo Tbk (PIPA) resmi menarik perhatian setelah Morris Capital Indonesia dipastikan bakal menjadi pemegang saham mayoritas. Tidak tanggung-tanggung, Morris Capital siap menggelontorkan investasi senilai Rp 3 triliun untuk mendorong PIPA masuk ke lini bisnis strategis: utilitas dan infrastruktur.

Tarif Ekspor 0% ke Eropa & Kanada, Saham Mana yang Berpeluang Cuan?

Ekspor ke Eropa

Indonesia dan Uni Eropa sepakat membuka akses lebih lebar: 80% produk ekspor RI bisa masuk tanpa tarif. Sektor yang diuntungkan antara lain:

  • Minyak & perikanan
  • Tekstil
  • Crude Palm Oil (CPO) → tarif 0% dengan kuota maksimal 1 juta ton per tahun

Jika semua berjalan lancar, kebijakan ini ditargetkan berlaku penuh pada 2027 setelah proses ratifikasi di parlemen kedua pihak.

 

📊 Catatan ekspor Indonesia ke Eropa semester I-2025:

  • Surplus: US$4,2 miliar (+33% YoY)
  • Produk utama: Minyak nabati & hewani (US$1,3 miliar) serta besi & baja (US$887 juta)
  • Kontribusi Eropa: baru 3% dari total ekspor

👉 Menko Perekonomian memproyeksikan ekspor RI ke Eropa bisa melonjak 2,5x lipat, dari US$4,2 miliar → US$10,5 miliar.

 

Ekspor ke Kanada

Indonesia juga menandatangani perjanjian dagang dengan Kanada—perjanjian bilateral pertama Kanada dengan negara ASEAN.

📌 Isi perjanjian:

  • 90% produk ekspor RI bebas tarif dalam 8–12 bulan ke depan
  • Komoditas utama: minyak, tekstil, kertas, makanan olahan, hingga produk sawit

Ekspor ke Kanada semester I-2025 naik 28,1% → US$0,88 miliar, meski kontribusinya baru 0,7% dari total ekspor nasional.

 

Saham Potensi Ketiban Untung

  1. CPO (TAPG, AALI, LSIP, DSNG, SSMS, dll.)
    • Tarif 0% bikin produk sawit RI lebih kompetitif.
    • Permintaan global naik → harga CPO terdorong → pendapatan emiten ikut terkerek.
    • RI masih penguasa lebih dari 50% produksi CPO dunia.
    • Katalis tambahan:
      • AS juga bebaskan tarif impor CPO RI.
      • Gapki prediksi ekspor sawit ke Eropa tembus 4 juta ton di 2026 (+21%).
      • Harga CPO berpotensi tembus 5.000–5.500 ringgit/ton di akhir 2025–awal 2026
  2. Pulp & Paper (TKIM, INKP)
    • Tarif 0% ke Kanada bikin produk kertas RI makin bersaing.
    • INKP sudah punya jaringan distribusi langsung di Kanada → peluang makin besar.
  3. Otomotif (ASII, AUTO, IMAS, GJTL)
    • Suku cadang impor dari Eropa jadi lebih murah → biaya produksi lebih efisien.
    • Tapi ada risiko: mobil Eropa juga masuk dengan harga lebih kompetitif.
  4. Sektor Lainnya
    • Logistik & pelabuhan (IPCC, ASSA, SMDR) → volume ekspor naik = kebutuhan distribusi meningkat.
    • Pakan ikan (CPIN, MAIN) → ekspor seafood naik, permintaan pakan ikut terdorong.
    • Besi & baja (KRAS) → peluang ekspor baja ke Eropa.
    • Consumer goods (ICBP) → Indomie makin mudah menembus pasar Kanada.
    • Tekstil (PBRX, ARGO, RICY) → lebih kompetitif lawan Vietnam & Bangladesh.

 

Kesepakatan perdagangan ini jadi katalis positif jangka menengah-panjang. Sektor CPO kemungkinan paling dominan diuntungkan, tapi peluang juga terbuka di kertas, logistik, otomotif, hingga consumer goods.

 

Disclaimer:

Konten ini hanya bersifat informasi dan edukasi, bukan ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Segala keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan kamu, lakukan riset mendalam sebelum berinvestasi.

Login Anggota