Tahun 2025 sepertinya bukan tahun yang mulus bagi sektor kontraktor pertambangan. Sejumlah faktor mulai dari penurunan produksi hingga harga komoditas yang melemah membuat perusahaan di sektor ini harus memutar otak untuk bertahan. Meski begitu, ada beberapa emiten yang justru dinilai masih memiliki peluang untuk tumbuh di tengah situasi ini.
Angka pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2025 yang diumumkan BPS bikin banyak ekonom geleng-geleng kepala: tumbuh 5,12% secara tahunan (yoy).
Setelah beberapa tahun aktif di dunia politik, kabar bahwa Sandiaga Uno akan kembali ke ranah bisnis langsung jadi sorotan.
UNVR baru aja merilis laporan keuangan semester I 2025, dan hasilnya… nggak begitu manis. Pendapatan dan laba bersih sama-sama mengalami penurunan.
Federal Reserve (The Fed) kembali memutuskan untuk menahan suku bunga acuan di level 4,25%–4,50% dalam pertemuan yang digelar 30 Juli 2025 lalu.
Setelah sempat melesat lebih dari +700% pasca IPO dan dihentikan perdagangannya selama 2 hari, kini saham CDIA resmi masuk ke dalam daftar pemantauan khusus.
- Indonesia-AS Sepakat! Investasi Kilang Rp130 Triliun hingga Transfer Data Pribadi Diizinkan
- 📈 WIFI Melejit 40% Usai Rights Issue dan Sambut Investor Jepang NTT e-Asia
- EMTK Tambah Porsi Kepemilikan di SCMA, Siap Kunci Kendali?
- Prabowo Siapkan 50 Pesawat Boeing untuk Garuda — Saham GIAA Bisa Melesat?
- Tarif 32% Gagal Diterapkan! Trump Pilih 19% untuk RI, Tapi Ada Syaratnya