Tantangan Baru Sektor Kontraktor Tambang di 2025: UNTR, DEWA, dan PTRO Jadi Sorotan

Tantangan Baru Sektor Kontraktor Tambang di 2025: UNTR, DEWA, dan PTRO Jadi Sorotan

Produksi Batu Bara Diproyeksi Turun

Berdasarkan proyeksi pemerintah, produksi batu bara nasional tahun ini hanya akan mencapai sekitar 739,5 juta ton, turun –11% dibandingkan realisasi tahun 2024 yang mencapai 831 juta ton. Angka ini juga jauh di bawah target Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) yang semula dipatok di 917 juta ton.

Di sisi harga, tren masih cenderung melemah. Harga batu bara diperkirakan akan bergerak di kisaran US$100–130 per ton hingga tahun depan, terutama karena permintaan dari China dan India — dua pasar terbesar — mulai melambat.

Kondisi ini membuat perusahaan kontraktor tambang perlu mengandalkan strategi internal yang solid, bukan sekadar bergantung pada sentimen pasar komoditas.

 

Nikel: Potensi Besar tapi Belum Bisa Gantikan Batu Bara

Beberapa pelaku industri mulai melirik nikel sebagai sumber pendapatan baru. Mining fee nikel memang relatif lebih tinggi dibandingkan batu bara. Namun, dari sisi volume, perbedaannya sangat signifikan. Produksi tahunan nikel hanya sekitar 300 juta ton, jauh di bawah batu bara yang bisa mencapai 700 juta ton. Selain itu, stripping ratio nikel yang lebih rendah membuat kontribusinya terhadap total overburden jauh lebih kecil.

Kesimpulannya, nikel memang menjanjikan, tetapi belum mampu menutup potensi penurunan bisnis dari batu bara dalam waktu dekat.

 

Analisis Tiga Emiten

UNTR (United Tractors)

Bisnis inti UNTR di sektor kontraktor tambang dan alat berat menghadapi tekanan. Sementara itu, lini bisnis emas dan nikel yang sedang dikembangkan belum memberikan kontribusi signifikan dalam 1–2 tahun ke depan.

  • Valuasi: P/E 2025 sekitar 5,5x, dividen yield ±8%.
  • Kelebihan: Stabil dalam membagikan dividen, cocok untuk investor yang mencari income jangka panjang.

CHARTBOT BY GOCUAN COMMUNITY

 

DEWA (Darma Henwa)

DEWA melakukan transformasi besar, mengubah model bisnis dari bergantung pada subkontraktor menjadi pengerjaan internal. Ditambah lagi, ada potensi kontrak baru dari Grup Bakrie.

  • Proyeksi laba 2028: Rp 1,6 triliun, dengan CAGR +216%.
  • Kelebihan: Strategi internal yang jelas dan potensi pertumbuhan yang kuat.

CHARTBOT BY GOCUAN COMMUNITY

 

PTRO (Petrosea)

PTRO mencatatkan pertumbuhan pendapatan yang solid, naik 21,8% YoY pada kuartal terakhir. Perusahaan ini juga memperluas bisnis ke sektor EPC dan mendapatkan proyek baru dari internal maupun eksternal.

  • Proyeksi laba 2028: US$74 juta, CAGR +66%.
  • Kelebihan: Pertumbuhan agresif dan diversifikasi pendapatan.

CHARTBOT BY GOCUAN COMMUNITY

 

Kesimpulan

Tahun 2025 akan menjadi ujian bagi kontraktor pertambangan. Penurunan produksi dan harga batu bara menjadi tantangan nyata, sementara sektor nikel belum cukup besar untuk menjadi pengganti. Dalam situasi seperti ini, investor perlu lebih selektif, mencari emiten dengan kekuatan internal yang mampu menopang kinerja di tengah fluktuasi sektor.

 

Bagi yang ingin mendalami lebih dalam, diskusi di komunitas investor seperti GoCuan bisa menjadi langkah tepat untuk mendapatkan perspektif dan strategi terbaru dari para pelaku pasar.

Login Anggota