Ekspor ke Eropa
Indonesia dan Uni Eropa sepakat membuka akses lebih lebar: 80% produk ekspor RI bisa masuk tanpa tarif. Sektor yang diuntungkan antara lain:
- Minyak & perikanan
- Tekstil
- Crude Palm Oil (CPO) → tarif 0% dengan kuota maksimal 1 juta ton per tahun
Jika semua berjalan lancar, kebijakan ini ditargetkan berlaku penuh pada 2027 setelah proses ratifikasi di parlemen kedua pihak.
📊 Catatan ekspor Indonesia ke Eropa semester I-2025:
- Surplus: US$4,2 miliar (+33% YoY)
- Produk utama: Minyak nabati & hewani (US$1,3 miliar) serta besi & baja (US$887 juta)
- Kontribusi Eropa: baru 3% dari total ekspor
👉 Menko Perekonomian memproyeksikan ekspor RI ke Eropa bisa melonjak 2,5x lipat, dari US$4,2 miliar → US$10,5 miliar.
Ekspor ke Kanada
Indonesia juga menandatangani perjanjian dagang dengan Kanada—perjanjian bilateral pertama Kanada dengan negara ASEAN.
📌 Isi perjanjian:
- 90% produk ekspor RI bebas tarif dalam 8–12 bulan ke depan
- Komoditas utama: minyak, tekstil, kertas, makanan olahan, hingga produk sawit
Ekspor ke Kanada semester I-2025 naik 28,1% → US$0,88 miliar, meski kontribusinya baru 0,7% dari total ekspor nasional.
Saham Potensi Ketiban Untung
- CPO (TAPG, AALI, LSIP, DSNG, SSMS, dll.)
- Tarif 0% bikin produk sawit RI lebih kompetitif.
- Permintaan global naik → harga CPO terdorong → pendapatan emiten ikut terkerek.
- RI masih penguasa lebih dari 50% produksi CPO dunia.
- Katalis tambahan:
- AS juga bebaskan tarif impor CPO RI.
- Gapki prediksi ekspor sawit ke Eropa tembus 4 juta ton di 2026 (+21%).
- Harga CPO berpotensi tembus 5.000–5.500 ringgit/ton di akhir 2025–awal 2026
- Pulp & Paper (TKIM, INKP)
- Tarif 0% ke Kanada bikin produk kertas RI makin bersaing.
- INKP sudah punya jaringan distribusi langsung di Kanada → peluang makin besar.
- Otomotif (ASII, AUTO, IMAS, GJTL)
- Suku cadang impor dari Eropa jadi lebih murah → biaya produksi lebih efisien.
- Tapi ada risiko: mobil Eropa juga masuk dengan harga lebih kompetitif.
- Sektor Lainnya
- Logistik & pelabuhan (IPCC, ASSA, SMDR) → volume ekspor naik = kebutuhan distribusi meningkat.
- Pakan ikan (CPIN, MAIN) → ekspor seafood naik, permintaan pakan ikut terdorong.
- Besi & baja (KRAS) → peluang ekspor baja ke Eropa.
- Consumer goods (ICBP) → Indomie makin mudah menembus pasar Kanada.
- Tekstil (PBRX, ARGO, RICY) → lebih kompetitif lawan Vietnam & Bangladesh.
Kesepakatan perdagangan ini jadi katalis positif jangka menengah-panjang. Sektor CPO kemungkinan paling dominan diuntungkan, tapi peluang juga terbuka di kertas, logistik, otomotif, hingga consumer goods.
Disclaimer:
Konten ini hanya bersifat informasi dan edukasi, bukan ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Segala keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan kamu, lakukan riset mendalam sebelum berinvestasi.
