Salah satu opsi yang disiapkan adalah memperluas bantuan pangan berupa beras 10 kilogram bagi masyarakat.
Purbaya menekankan bahwa langkah ini sudah mendapat restu Presiden Prabowo Subianto. Menurutnya, relokasi anggaran justru akan memacu BGN dan instansi terkait untuk bekerja lebih gesit dalam menyerap anggaran yang tersedia.
“Bukan dimarahi, tapi kita bantu percepat. Kalau memang tidak bisa juga, ya anggarannya kita alihkan. Daripada nganggur, kan bunganya juga tetap harus dibayar,” jelasnya.
Sebagai informasi, program MBG yang menjadi salah satu prioritas Presiden Prabowo sudah bergulir sejak 6 Januari 2025 dengan dukungan anggaran Rp71 triliun dari APBN. Namun, hingga awal September, realisasi penyerapan baru sekitar 19% dari total dana yang disediakan.
Apa Kaitannya dengan Saham?
Kebijakan fiskal seperti ini tidak hanya soal anggaran negara, tapi juga bisa membawa sentimen ke pasar saham:
- Consumer Goods & Pangan → Jika bantuan pangan diperluas, permintaan beras dan produk makanan bisa meningkat. Emiten di sektor pertanian, distribusi pangan, hingga ritel berpotensi terdorong.
- Logistik & Transportasi → Penyaluran beras ke masyarakat tentu melibatkan distribusi besar-besaran. Hal ini bisa memberi peluang tambahan bagi perusahaan logistik.
- Stabilitas Ekonomi → Efisiensi anggaran negara memberikan sinyal positif ke investor bahwa pemerintah serius menjaga keuangan negara, sehingga bisa meningkatkan kepercayaan di pasar modal.
Disclaimer
Artikel ini hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan edukasi. Bukan merupakan ajakan atau rekomendasi untuk membeli maupun menjual saham tertentu. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan masing-masing investor.
