Keputusan ini diumumkan langsung oleh mantan Presiden Donald Trump, yang menyebut bahwa kesepakatan ini adalah bagian dari strategi dagang baru AS dengan berbagai negara mitra.
Sebagai timbal balik, Indonesia akan membeli produk energi dan pesawat buatan AS, termasuk 50 unit pesawat Boeing—di antaranya jenis 777—serta komitmen pembelian energi senilai USD 15 miliar dan produk pertanian senilai USD 4,5 miliar.
Dalam pernyataannya, Trump menegaskan bahwa ini adalah win-win solution untuk kedua negara. Ia juga menyebut bahwa Indonesia tidak akan dikenakan beban tarif untuk barang ekspor dari AS ke Jakarta.
Trump mengklaim telah berdiskusi langsung dengan Presiden Indonesia, Prabowo Subianto, dan menyebut bahwa perjanjian ini akan membuka “akses penuh” AS ke pasar Indonesia. Lebih lanjut, ia juga menyebut kekayaan mineral Indonesia sebagai salah satu daya tarik utama kerja sama ini—terutama di sektor tembaga yang dinilai sangat penting bagi industri AS.
AS juga sedang menjajaki kesepakatan serupa dengan India, serta telah menjalin kerja sama dengan Inggris, Vietnam, dan China. Namun, dari keempat negara tersebut, hanya kesepakatan dengan Inggris yang sudah dituangkan dalam dokumen resmi.
Trump sempat mengingatkan negara lain yang berusaha menghindari tarif dengan mengalihkan pengiriman barang lewat Indonesia. Menurutnya, praktik seperti itu akan memicu penambahan tarif lebih tinggi untuk Indonesia.
“Indonesia punya banyak produk berkualitas, dan sektor tambangnya sangat bernilai. Tembaga adalah salah satu yang akan kami manfaatkan,” kata Trump.