Per 25 Juli 2025, saham ini diperdagangkan lewat mekanisme Full Call Auction (FCA)—sistem lelang tertutup di mana bid dan offer nggak terlihat secara real-time.
Apa Itu FCA dan Kenapa Banyak yang Menghindarinya?
Buat kamu yang baru denger istilah ini, FCA memang sedikit berbeda dari transaksi reguler:
- Saham hanya bisa ditransaksikan di jam tertentu
- Kenaikan atau penurunan dibatasi maksimal 10%
- Biasanya cenderung sepi peminat karena dianggap berisiko
- Volatilitasnya jadi jauh lebih rendah
Tapi… CDIA justru malah ARA (Auto Reject Atas) +9,9% saat masuk FCA. Unik banget kan?
PROYEKSI CHARTBOT SAHAM CDIA
PROYEKSI CHARTBOT SAHAM COIN
Lalu Kenapa COIN yang Sama-Sama Masuk FCA Malah ARB?
Di hari sebelumnya, COIN, yang juga baru IPO, langsung nyungsep ARB begitu masuk FCA. Dua saham IPO, dua-duanya masuk sistem lelang—tapi hasilnya beda jauh.
Kemungkinan Penyebabnya: Direksi CDIA Ikut Borong Saham Sendiri!
Beberapa hari sebelum CDIA masuk FCA, dua petinggi perusahaannya tercatat membeli jutaan lembar saham:
Nama |
Jabatan |
Tanggal Transaksi |
Jumlah Saham |
Harga |
Tujuan |
Fransiskus Ruly |
Direktur Utama |
17 Juli 2025 |
5 juta lembar |
Rp800 |
Investasi pribadi |
Aryawan Jonathan |
Direktur |
17 Juli 2025 |
5 juta lembar |
Rp800 |
Investasi pribadi |
Aksi borong ini bisa saja menumbuhkan kepercayaan pasar. Investor ritel yang awalnya cuma mantau, malah ikut masuk karena melihat direksi percaya penuh pada prospek perusahaannya sendiri.
Tapi Tetap Hati-Hati…
Saham yang masuk FCA tetap punya risiko tinggi, terutama dari sisi likuiditas. Karena cuma bisa ditransaksikan di waktu terbatas, jual-beli jadi nggak sefleksibel biasanya. Kalau gak siap nyangkut, mending pelajari strategi yang lebih aman dulu.