Selain berhasil menurunkan tarif ekspor barang Indonesia ke AS dari 32% menjadi 19%, kesepakatan ini juga membuka jalan bagi kerja sama besar-besaran di bidang energi, digitalisasi, dan ekonomi strategis lainnya.
Salah satu proyek andalan yang mencuat dari kerja sama ini adalah rencana Badan Pengelola Investasi Danantara untuk membangun 17 kilang modular di AS. Nilai investasinya tak main-main — mencapai US$8 miliar atau setara dengan Rp130 triliun. Proyek besar ini direncanakan akan dijalankan bersama perusahaan rekayasa asal AS, KBR Inc., melalui kontrak rekayasa, pengadaan, dan konstruksi (EPC).
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengungkapkan proyek ini dalam briefing tertutup bersama pelaku usaha pada 21 Juli 2025 lalu. Meski CEO Danantara Rosan Roeslani belum memberikan keterangan resmi, sumber-sumber terpercaya menyebut bahwa proyek ini sudah tercantum dalam dokumen presentasi internal yang diterima pihak AS.
Namun, kerja sama Indonesia–AS kali ini tak hanya menyentuh ranah energi. Di sisi lain, sektor digital juga mengalami terobosan penting, terutama dalam hal transfer data pribadi. Berdasarkan pernyataan resmi Gedung Putih, Indonesia kini menyetujui pemindahan data pribadi keluar wilayahnya ke AS, sebagai bentuk dukungan terhadap kebijakan perdagangan digital lintas negara.
AS sendiri menyatakan bahwa negaranya telah memenuhi standar perlindungan data pribadi sesuai dengan hukum yang berlaku di Indonesia. Hal ini memberikan kelegaan bagi perusahaan-perusahaan Amerika yang telah lama menanti reformasi digital dari pihak Indonesia.
Lebih lanjut, kerja sama ini tertuang dalam 10 poin utama, di antaranya:
- Penghapusan 99% tarif Indonesia untuk produk AS.
- Penurunan tarif AS untuk produk Indonesia menjadi 19%.
- Negosiasi ulang aturan asal barang dan pelabelan produk.
- Bebas lisensi impor untuk produk pertanian AS.
- Dukungan terhadap perdagangan digital tanpa pajak tambahan.
- Perlindungan tenaga kerja dan pelarangan barang dari kerja paksa.
- Dukungan lingkungan dan reformasi subsidi perikanan sesuai peraturan WTO.
- Penghapusan pembatasan ekspor Indonesia untuk mineral strategis.
- Penguatan kerja sama ekonomi, rantai pasokan, dan inovasi.
- Jaminan transfer data pribadi ke AS.
Dalam paket kerja sama ini, Indonesia juga menyepakati pembelian besar-besaran dari AS, antara lain:
- Pesawat senilai US$3,2 miliar
- Produk pertanian sebesar US$4,5 miliar
- Energi seperti gas alam cair dan minyak mentah senilai US$15 miliar
What do you think #SobatGoCuan?