Perusahaan telekomunikasi pelat merah ini berencana merampingkan jumlah anak usaha dari lebih dari 60 entitas menjadi sekitar 20 yang benar-benar strategis. Langkah ini diambil untuk memperkuat posisi Telkom bukan hanya sebagai penyedia layanan telekomunikasi, tetapi juga sebagai holding digital infrastructure.
Alasan di Balik Perampingan
Ada beberapa pertimbangan utama yang melatarbelakangi keputusan ini:
- Efisiensi dan margin lebih sehat
Dengan portofolio yang lebih ramping, biaya operasional dan struktur manajemen dapat ditekan. Telkom berharap hal ini berdampak pada efisiensi serta peningkatan margin usaha. - Peningkatan valuasi dan daya saing
Struktur bisnis yang lebih fokus akan membuat Telkom lebih menarik di mata investor. Perusahaan berharap valuasi meningkat seiring dengan portofolio usaha yang lebih bersih. - Kontribusi dividen tetap terjaga
Sebagai BUMN, Telkom menegaskan bahwa kontribusi dividen kepada pemerintah tetap menjadi prioritas meskipun anak usaha dirampingkan. - Transformasi digital infrastructure
Telkom ingin memperkuat posisinya sebagai pengelola infrastruktur digital, termasuk backbone, fiber optik, dan aset strategis lain yang mendukung era digital.
Fokus Transformasi: Fiber Optik dan Infranexia
Salah satu fokus utama adalah konsolidasi aset fiber optik. PT Telkom Infrastruktur Indonesia (Infranexia) akan menjadi entitas kunci dalam mengelola bisnis fiber. Saat ini utilisasi aset fiber baru mencapai sekitar 40 persen, yang berarti masih ada ruang pertumbuhan besar.
Tahap pertama transfer aset ke Infranexia ditargetkan selesai pada akhir 2025. Nilainya diperkirakan lebih dari 50 persen total aset infrastruktur Telkom berdasarkan nilai buku.
Jadwal Implementasi
Transformasi ini merupakan bagian dari empat pilar besar yang sedang dijalankan Telkom. Proses perampingan anak usaha diproyeksikan selesai secara bertahap dan ditargetkan rampung paling lambat pada akhir 2027.
Dampak bagi Investor
Langkah perampingan ini membawa implikasi yang penting bagi investor. Di satu sisi, ada potensi peningkatan valuasi jika restrukturisasi berjalan mulus. Struktur yang lebih sederhana juga membuat profil risiko dan keuntungan Telkom lebih mudah dipetakan.
Namun, dalam jangka pendek, biaya restrukturisasi dan pengalihan aset bisa menekan kinerja keuangan. Selain itu, ada ketidakpastian mengenai nasib entitas non-strategis, apakah akan dilepas atau digabungkan ke unit lain.
Meski demikian, Telkom memastikan dividen tetap menjadi perhatian. Performa dari anak usaha strategis yang tersisa akan sangat menentukan kontribusi ke depannya.
Langkah Telkom merampingkan jumlah anak usaha merupakan strategi jangka panjang untuk memperkuat fondasi bisnis di era digital. Perusahaan berharap bisa lebih gesit, efisien, dan fokus pada sektor yang memberikan nilai tambah. Bagi investor, transformasi ini perlu dicermati karena berpotensi memberikan peluang keuntungan sekaligus tantangan dalam jangka pendek.
PROYEKSI CHARTBOT SAHAM TLKM
CHARTBOT BY GOCUAN COMMUNITY
Disclaimer: Artikel ini dibuat untuk tujuan edukasi dan informasi semata, bukan merupakan ajakan untuk membeli maupun menjual saham tertentu. Segala keputusan investasi sepenuhnya menjadi tanggung jawab masing-masing investor.